Gambar Sampul IPA · BAB 9 RANGKAIAN LISTRIK
IPA · BAB 9 RANGKAIAN LISTRIK
ElokSudibyo, dkk

24/08/2021 14:36:10

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 9 Rangkaian Listrik

163

(Sumber: Dok. Penerbit)

RANGKAIAN

LISTRIK

Bab

9

Kamu telah mengetahui, jika sebuah lampu dihubungkan

pada kutub-kutub baterai, maka dalam rangkaian itu ti

mbul

arus listrik yang ditunjukkan oleh nyala lampu tersebut.

Mengapa lampu tersebut menyala? Pada bab ini kamu akan

belajar tentang

pengaruh beda potensial terhadap arus yang

mengalir dalam rangkaian

.

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

164

Peta Konsep

Soal Prasyarat

Apakah lampu di rumah padam semua jika terjadi pemutusan

arus listrik?

Rangkaian listrik jenis apakah yang digunakan di rumahmu?

Apa fungsi dari sekering yang dipasang pada rangkaian listrik

yang ada di rumahmu?

Kata-Kata Kunci

z

Hambatan

z

Hukum Ohm

z

Rangkaian

listrik

menggambarkan

hubungan

Hukum Ohm

Kuat arus

Beda potensial

Hambatan

Seri

Paralel

mempunyai

Bentuk rangkaian

terdiri atas

Bab 9 Rangkaian Listrik

165

A. Hambatan dan Hukum Ohm

Filamen

Tabung

gelas

Tutup

logam

Keping

bimetal

1. Hambatan

Pernahkah kamu memikirkan,

mengapa lampu listrik dapat me

nyala

jika ada arus listrik? Perhatikan

lampu pijar pada

Gambar 9.1

. Di

dalam lampu terd

apat kawat halus

yang disebut filamen. Jika terdapat arus

listrik pada rangkaian, maka mua

tan-

muatan listrik melewati filamen lampu

tersebut. Pada saat melewati filamen,

energi listrik yang dikandung

muatan

listrik berubah menjadi energi panas dan cahaya.

Berpijarnya filamen ini mirip dengan air sungai di

pegunungan yang melewati bebatuan, dan kamu mendengar

bunyi gemericik air. Bebatuan tersebut menghambat aliran

air, dan energi gerak air berubah menjadi energi bunyi. Seperti

halnya bebatuan yang menghambat aliran air, filamen tersebut

memiliki hambatan. Hambatan

merupakan kecenderungan

suatu benda untuk melawan aliran muatan listrik, mengubah

energi listrik menjadi energi bentuk lain. Di dalam rangkaian

listrik, hambatan diberi simbol

R

, dan digambarkan seperti

Gambar 9.2

.

Gambar 9.1

Kawat filamen pada

bola lampu pijar

memiliki

hambatan

yang besar.

(Sumber: Dok. Penerbit)

Gambar 9.2

Simbol hambatan

dalam diagram

rangkaian listrik,

beserta simbol-simbol

yang lain.

Hambatan

Hambatan geser

Lampu

Amperemeter

Volmeter

Baterai

A

V

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

166

2. Hukum Ohm

Coba kamu amati air yang dialirkan melalui selang. Jika

selang dinaikkan ke atas, maka lebih bany

ak air yang mengalir.

Sebaliknya jika posisi selang kamu turunkan, air yang mengalir

lebih sedikit. Ketinggian air ini mirip dengan besar beda pote

nsial

listrik, dan banyaknya air yang mengalir mirip dengan arus

list

rik. Jadi, semakin besar beda potensial listrik, maka semakin

besar pula arus listrik yang mengalir. Sebaliknya, semakin

kecil beda potensial listrik, maka semakin kecil pula arus

listriknya.

K

egiatan

1

Pengaruh Beda Potensial terhadap Kuat Arus

dalam Penghantar

Alat dan bahan

;

satu daya

;

amperemeter

;

lampu kawat penghantar

;

sakelar

;

voltmeter

Cara kerja

1 . Rangkaikan peralatan di atas seperti gambar di bawah ini.

2. Tutup sakelar rangkaian tersebut, kemudian baca beda

potensial pada voltmeter. Catat hasil pembacaanmu.

3. Baca penunjukan kuat arus pada amperemeter. Catat

hasil pembacaanmu.

4. Ubah besar beda potensial pada catu daya, lalu ulangi

langkah 2 dan 3.

Analisis dan diskusi

1. Bagaimana pengaruh beda potensial terhadap kuat arus

pada hambatan?

2. Buat kesimpulan dari kegiatanmu.

Bab 9 Rangkaian Listrik

167

Sesuai kegiatan yang kamu lakukan dalam

Kegiatan 1

,

misalkan data yang kamu hasilkan seperti tabel di bawah ini.

I

(A)

0,2

0,4

0,6

0,8

(V)

481216

Jika data tersebut

kamu buat dalam be

ntuk

grafik beda potensial (

V

)

terhadap kuat arus (

I

),

kamu akan memp

eroleh

grafik seperti

di sa

mping

ini.

Grafik di atas ini menunjukkan beda potensial sebanding

dengan kuat arus. Di dalam matematika, persamaan grafik

seperti di atas adalah

y

=

mx,

dengan

m

menyatakan gradien.

Karena sebagai sumbu

y

adalah

V

dan sumbu

x

adalah

I

, maka

persamaan grafik di atas dapat ditulis:

Gambar 9.3

Grafik tegangan versus

arus listrik.

dengan

V

= beda potensial .............................. volt (V)

I

= kuat arus ....................................... ampere (A)

R

= hambatan ..................................... ohm (

)

Jika

I

diletakkan dalam ruas kiri, maka persamaan di

atas dapat dituliskan sebagai berikut.

V = R

×

I

Persamaan di atas dikenal dengan hukum Ohm, sesuai

dengan nama orang yang pertama kali merumuskan hukum

ini, yaitu George Simon Ohm. Menurut hukum Ohm kuat arus

dalam penghantar logam sebanding dengan beda potensial dan

berbanding terbalik dengan hambatan penghantar tersebut.

Tokoh IPA

George Simon Ohm

dilahirkan tahun 1787

di Jerman. Beliau

dapat menggambar-

kan hubungan pokok

antar voltase, arus,

dan hambatan.

Hubungan ini dikenal

sebagai hukum ohm.

(Sumber : www.Infoenergi.com)

V

(volt)

16

12

8

4

0,2

0,4

0,6

0,8

I

(A)

I

V

R

=

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

168

3. Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup

Sekarang perhatikan rangkaian sebuah hambatan

dengan baterai 1,5 V seperti

Gambar 9.4(a)

. Kamu dapat mem-

perbesar kuat arus pada hambatan (

R

), dengan cara memper

kecil

hambatan. Namun jika hambatan (

R

) kecil, ternyata kuat arus

tidak dapat membesar lagi secara beraturan jika

R

diperkecil.

Hal ini terjadi karena di dalam baterai terdapat hambatan.

Hambatan yang terdapat di dalam sumber tegangan disebut

hambatan dalam

.

Sedangkan hambatan (

R

) yang kamu pasang

di luar sumber tegangan disebut hambatan luar. Jika hamb

atan

dalam ditulis dalam rangkaian, maka penggambaran rang

kaian

menjadi seperti

Gambar 9.4(b)

.

Gambar 9.4

(a) Rangkaian

hambatan dengan

baterai,

(b) Rangkaian dengan

adanya hambatan

dalam pada baterai.

Sebuah lampu pijar dihubungkan dengan beda potensial 12 V.

Ternyata timbul kuat arus sebesar 0,3 A. Berapakah hambatan

filamen lampu pijar itu?

Diketahui :

beda potensial,

V

= 12 V

kuat arus,

I

= 0,3 A

Ditanya

:

hambatan,

R

?

Jawab

Jadi, hambatan filamen lampu pijar adalah 40 ohm.

(b)

R

ε

I

(a)

R

A

ε

= 1,5

V

Hukum Ohm

Lengkapilah Tabel berikut

dengan menggunakan

hukum Ohm.

IV R

(A)

(V)

(W)

....

1 2

7 5

1 5

240

....

5,5

....

2 0

5

220 ....

R

V

I

=

12V

0,3 A

=

Bab 9 Rangkaian Listrik

169

Arus dalam rangkaian

Gambar 9.4(b)

akan melewati

hambatan luar (

R

) dan hambatan dalam (

r

). Oleh karena itu

hambatan totalnya merupakan gabungan hambatan luar (

R

)

dan hambatan dalam (

r

), yaitu

R

+

r

. Kuat arus dalam rang

kaian

tersebut dapat dicari dengan hukum Ohm.

Gambar 9.5

Pengukuran tegangan

jepit.

dengan

ε

= gaya gerak listrik baterai ................ volt

I

= arus listrik ....................................... ampere (A)

R

= hambatan ........................................ ohm (

)

r

= hambatan dalam ............................ ohm (

)

Akibat adanya hambatan dalam,

maka tegangan baterai setelah dipasang

pada rangkaian lebih kecil daripada

gaya gerak

listriknya. Beda potensial

antara kutub-kutub baterai setelah

dipasang hambatan luar disebut

tegangan jepit. Perhatikan

Gambar 9.5

.

Tegangan jepit dapat dihitung dengan

cara berikut.

R

ε

I

V

r

V = I

×

R

atau

V

=

ε

Ir

Sebuah aki dengan ggl 12 V dan hambatan dalam 0,5 ohm

dihubungkan dengan lampu berhambatan 2 ohm.

a. Berapa kuat arus pada rangkaian itu?

b . Berapa tegangan jepitnya?

Diketahui :

ggl (

e

) = 12 V

hambatan dalam (

r

) = 0,5 W

hambatan luar (

R

) = 2 W

Ditanya

: kuat arus (

I

)?

I

ε

R

+

r

=

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

170

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan pada

penghantar

Pernahkah kamu membuka pemanas listrik dan melihat

elemen pemanasnya? Apa perbedaan antara elemen tersebut

dengan kawat penghantar biasa? Elemen pemanas harus me-

miliki hambatan yang relatif besar, untuk mengubah energi listrik

menjadi energi panas. Kawat penghantar memiliki hambatan

yang kecil, agar energi listrik tidak terbuang sia-sia melalui peng-

hantar. Elemen pemanas terbuat dari bahan yang berbeda

dengan kawat

penghantar. Kawat penghantar umumnya

terbuat

dari tembaga, sedangkan elemen pemanas terbuat dari

bahan

nikelin. Jadi, jenis logam penghantar berpengaruh terhadap

besar

hambatan penghantar

.

Elemen pemanas dibuat berupa kumparan, karena kawat

elemen pemanas relatif panjang. Jika dibuat pendek, maka

hambatan elemen pemanas tersebut menjadi kecil, sehingga

tidak berfungsi. Jadi, semakin panjang kawat pen

ghantar,

hambatan kawat

tersebut semakin besar. Hal ini

akan

kamu

amati jika kamu melakukan kegiatan dalam

Kegiatan 2

.

Jawab

a.

Jadi, besar kuat arus pada rangkaian adalah 4,8 A.

b.

V

=

I

×

R

= 4,8 A

×

2

= 9,6 V

Jadi, besar tegangan jepitnya adalah 9,6 A.

I

ε

R

+

r

=

I

12

V

(2

+ 0,5)

=

12

V

2,5

=

4,8 A

=

Bab 9 Rangkaian Listrik

171

K

egiatan

2

Pengaruh Panjang Kawat terhadap

Hambatan Kawat

Alat dan bahan

;

baterai besar

;

bola lampu 5 watt dengan dudukannya

;

kabel dengan penjepit buaya

;

sakelar

;

kawat nikelin 30 cm dan 60 cm

Cara kerja

1 . Rangkaikan peralatan di atas

seperti gambar di samping.

2. Tutup sakelar, kemudian

amati nyala lampu.

3. Ulangi langkah 1 dan 2

dengan kawat nikelin yang

lebih panjang, seperti gambar

di samping ini.

Perhatian

Berhati-hatilah kamu ketika memasang kawat nikelin. Jangan

sampai tanganmu terkena kawat.

Analisis dan diskusi

1. Apakah nyala lampu pada langkah 1 dan 2 sama?

2. Mana yang lebih terang nyalanya, lampu pada langkah

1 atau 2?

3. Nyala lampu terang menunjukkan kuat arusnya besar,

dan sebalik

nya nyala lampu redup menunjukkan kuat

arusnya kecil.

4. Buat kesimpulan bagaimana pengaruh panjang kawat

penghantar terhadap besar hambatan kawat tersebut.

Jika kamu mengamati jaringan transmisi listrik PLN,

maka kamu akan melihat kawat penghantar yang digunakan

berukuran besar. Hal ini dimaksudkan agar hambatan kawat

tersebut kecil. Jadi,

s

emakin besar luas penampang kawat,

ternyata hambatannya semakin kecil.

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

172

Logam geser (L)

Batang logam

Arus

Arus keluar

C

Soket

Arus masuk

Akhirnya, secara matematis hambatan listrik dipengaruhi

ketiga faktor di atas melalui hubungan sebagai berikut.

5. Hambatan geser

Untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mengubah besar

volume radio atau TV, kita memerlukan hambatan yang besarnya

berubah-ubah. Melalui

Kegiatan 2

kamu mengetahui bahwa

dengan mengubah panjang kawat penghantar, hambatan peng-

hantar tersebut juga berubah. Perubahan hambatan ters

ebut

mempengaruhi perubahan arus, ditunjukkan oleh nyala

lampu

yang berubah.

Gambar 9.6

Bagan hambatan geser

Kawat nikrom pada elemen pemanas memiliki panjang 5 m

dan luas penampangnya 4

×

10

8

m

2

. Jika hambat jenis

nikrom 10

6

ohm.m, maka berapa hambatan kawat tersebut?

Diketahui :

panjang kawat (

l

) = 5 m

luas penampang (

A

) = 4

×

10

-8

m

2

hambat jenis (

r

) = 10

-6

W. m

Ditanya

: hambatan (

R

)?

Jawab

Jadi, hambatan kawat tersebut sebesar 125 W.

Kawat tembaga dengan

hambat jenis 1,7

×

10

-8

ohm.m

panjangnya 20 m, luas

penampangnya 5

×

10

8

m

2

.

Hitunglah hambatan kawat

tersebut.

dengan

l

= panjang kawat penghantar ..................... m

A

= luas penampang kawat penghantar ....... m

2

ρ

= hambat jenis kawat penghantar .............

.m

R

l

A

=

ρ

125

R

l

A

=

ρ

10

-6

.m

×

5 m

4

×

10

-8

m

2

=

=

Bab 9 Rangkaian Listrik

173

Kenyataan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat

hambatan

geser, seperti

Gambar 9.6.

Hambatan geser

dibuat

dari kawat yang hambat jenisnya besar, biasanya kawat nikelin.

Kawat tersebut dililitkan pada batu tulis. Panjang

kawat yang

dilalui arus diatur oleh logam geser (

L

). Arus listrik

akan melalui

lilitan kawat hingga sejauh logam

geser, selanjutnya melalui

logam geser arus keluar melalui C.

Besar arus dapat diubah-

ubah dengan mengubah kedudukan logam geser. Jika logam

geser di ujung kiri, maka panjang kawat kecil, dan akibatnya

hambatannya juga kecil (kuat arus besar). Sebaliknya jika

logam geser di ujung kanan, maka panjang kawat besar, dan

akibatnya

hambatannya juga besar (kuat arus kecil).

Sebuah hambatan 7 ohm dihubungkan pada kutub-kutub

baterai 1,5 volt yang hambatan dalamnya 1 ohm. Berapa

miliampere kuat arus yang mengalir?

Tulis jawaban pada buku kerjamu.

1. Apa yang terjadi pada kuat arus yang mengalir pada

hambatan, jika beda potensial hambatan itu diperbesar?

2. Bagaimana pengaruh panjang kawat penghantar dan luas

penampang kawat penghantar terhadap hambatan kawat

penghantar tersebut?

3. Sebuah pemanas listrik dihubungkan pada beda potensial

220 V. Ternyata kuat arus yang mengalir pada kawat pemanas

tersebut 5 A. Berapakah hambatan kawat pemanas itu?

4. Sepotong kawat penghantar berhambatan 60 ohm di-

hubungkan dengan baterai 3 V. Berapakah kuat arus yang

timbul pada kawat tersebut?

5. Berapakah kuat arus yang mengalir pada sebuah

penghantar, jika hambatan penghantar itu 15 ohm dan

beda potensialnya 12 volt?

1

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

174

B. Rangkaian Listrik

2. Hambatan pengganti dalam rangkaian seri

Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai

secara seri dengan sebuah hambatan. Sebagai contoh,

R

1

,

R

2

,

dan

R

3

dalam

Gambar 9.8

.

dapat kita ganti dengan

R

s

. Kita

akan mencari besar

R

s

.

Gambar 9.7

Dalam rangkaian seri,

hanya ada satu jalan

untuk arus listrik.

Amati berbagai peralatan listrik di sekitarmu. Lampu,

kulkas, dan seterika listrik dihubungkan dengan sumber

tegangan

listrik, membentuk rangkaian listrik.

Ada dua jenis rangkaian listrik. Jenis rangkaian tersebut

bergantung pada bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber

tegangan, kawat penghubung, dan hambatan-hambatan)

disusun.

Rangkaian tersebut adalah rangkaian seri

dan paralel.

1. Rangkaian seri

Mungkin kamu pernah memasang lampu dekorasi

untuk

penjor

peringatan hari kemerdekaan. Jika salah satu

lampu tersebut putus, semua lampu mati, dan biasanya kamu

kesulitan mencari lampu mana yang putus. Lampu-lampu

tersebut dirangkai secara seri.

Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus

listrik. Bagian rangkaian dipasang secara berurutan, tanpa ada

percabangan. Perhatikan diagram rangkaian seri pada

Gambar 9.7

.

Gambar 9.8

Hambatan

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dapat diganti dengan

sebuah hambatan, yaitu

R

s

.

R

1

R

2

R

3

R

s

A

XY B

i

V

AX

V

XY

V

YB

VV

AB

V

AB

i

Bab 9 Rangkaian Listrik

175

Karena hanya ada satu lintasan arus, maka kuat arus

pada rangkaian seri di mana-mana besarnya sama. Coba kamu

lakukan

Kegiatan 3

.

K

egiatan

3

Sifat-sifat Arus dan Tegangan pada

Rangkaian Seri

Alat dan bahan

;

baterai

;

2 buah lampu dengan dudukannya

;

sakelar pisau

;

kabel dengan penjepit buaya

;

multimeter

Cara kerja

1. Rangkaikan lampu

dengan baterai seperti

gambar berikut.

2. Tutup sakelarnya,

kemudian amati nyala

lampu-lampu tersebut.

3. Gunakan multimeter untuk mengukur kuat arus pada

titik

A

,

B

,

dan

C.

4. Lakukan langkah 3 untuk beda potensial antara

AB

,

BC

,

dan

AC

.

Perhatian

Berhati-hatilah kamu ketika memasang lampu, jangan sampai

jatuh.

Analisis dan diskusi

1. Setelah mengetahui nyala lampu tersebut, buat hipotesis

(dugaan)

,

bagaimanakah kuat arus pada titik

A

jika

dibandingkan

dengan pada titik

B

dan

C

, dan jelaskan

mengapa hipotesismu seperti itu.

2. Berdasarkan data pengamatanmu, buat kesimpulan

tentang besar arus pada rangkaian seri.

CB

A

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

176

Dalam

Kegiatan 3

kamu mengetahui bahwa jumlah

beda potensial pada tiap-tiap hambatan sama dengan beda

potensial sumber tegangan. Sesuai

Gambar 9.8

, maka:

V

AB

=

V

AX

+

V

XY

+

V

YB

Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu

V

=

I

×

R

, persamaan di

atas dapat ditulis:

I

×

R

S

=

I

×

R

1

+

I

×

R

2

+

I

×

R

3

Karena

I

di mana-mana besarnya sama, maka:

R

s

=

R

1

+

R

2

+

R

3

Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan

n

buah hambatan yang besarnya

R

1

,

R

2

, R

3

, ... R

n

, maka

hambatan penggantinya adalah:

Rs

=

R

1

+

R

2

+

R

3

+ ... + R

n

Tiga buah hambatan, masing-masing sebesar 30 ohm, 40 ohm,

dan 50 ohm dirangkai seri dengan sumber tegangan 60 volt.

a. Berapa hambatan penggantinya?

b . Berapa kuat arus pada rangkaian tersebut?

Diketahui :

hambatan

R

1

= 30 ohm,

R

2

= 40 ohm,

R

3

= 50 ohm dirangkai seri

sumber tegangan,

V

= 60 volt

Ditanya

: a. hambatan pengganti,

R

s

;

b . kuat arus,

I

?

Jawab

a.

R

s

=

R

1

+

R

2

+

R

3

R

s

= 30 W + 40 W + 50 W

R

s

= 120 W

Jadi, besar hambatan penggantinya adalah 120 W.

R

1

R

2

R

3

30

40

50

V

= 60 volt

Empat buah hambatan,

1 4 ohm, 12 ohm, 6 ohm, dan

18 ohm dirangkai secara seri

pada beda potensial 12 V.

Berapakah hambatan peng-

gantinya?

Berapakah kuat arus dalam

rangkaian tersebut?

Bab 9 Rangkaian Listrik

177

3. Rangkaian paralel

Apa yang terjadi jika lampu-lampu di rumahmu

dirangkaikan seri? Seperti telah kamu lakukan dalam

Kegiatan 3

, begitu salah satu lampu mati, maka lampu yang

lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan listrik

di rumahmu terhubung secara paralel.

Rangkaian paralel

terdiri atas beberapa cabang arus.

b.

I

=

I

=

I

= 0,5 A

Jadi, kuat arus pada rangkaian tersebut sebesar 0,5 A.

Perhatikan rangkaian paralel pada

Gambar

9.9.

Arus

listrik terpisah menjadi tiga, mengalir pada tiap cabang. Jika

kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama

dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan

bunyi dari Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat

dituliskan sebagai berikut.

Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang

dalam rangkaian, maka akan berlaku kuat arus yang memasuki

titik cabang sama dengan kuat arus yang meninggalkan titik

cabang. Jika kenyataan ini diterapkan pada titik cabang

A

,

maka akan berlaku seperti berikut.

Gambar 9.9

Hambatan

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dihubungkan secara

paralel.

R

1

R

2

R

3

I

1

I

2

I

3

I

I

AB

C

D

E

F

V

I

masuk

=

I

1

+

I

2

+

I

3

=

I

keluar

V

R

s

60 volt

125

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

178

I

masuk ke titik cabang

A

=

I

keluar dari titik cabang

A

atau

I = I

1

+

I

2

+

I

3

+

I

4

Kamu dapat memahami dengan melakukan

Kegiatan 4

.

Sifat-sifat Arus pada Rangkaian Paralel

Alat dan bahan

;

baterai

;

2 buah lampu dengan dudukannya

;

sakelar pisau

;

kabel dengan penjepit buaya

;

multimeter

Cara kerja

1. Rangkaikan lampu dengan

baterai

seperti gambar di

samping.

2 . Tutup sakelarny

a, kemu

dian

amati nyala lampu-lampu

tersebut.

3. Gunakan multimeter untuk

mengukur kuat arus pada

titik

A

,

B

, dan

C

.

4. Lakukan kegiatan 6 untuk beda potensial antara

AF

,

BD

,

dan

CE

.

Perhatian

Berhati-hatilah kamu ketika

bekerja

, jangan sampai tanganmu

terluka.

Analisis dan diskusi

1. Setelah mengetahui nyala lampu tersebut, buat hipotesis

(dugaan)

,

bagaimanakah kuat arus pada titik

A

jika di-

bandingkan dengan pada titik

B

dan

C

, dan jelaskan

mengapa hipotesismu seperti itu?

2. Berdasarkan data pengamatanmu, buatlah kesimpulan

tentang besar arus pada rangkaian paralel.

F

DB

A

E

C

K

egiatan

4

Bab 9 Rangkaian Listrik

179

4. Hambatan pengganti dalam rangkaian paralel

Beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel

dapat kita ganti dengan satu hambatan pengganti. Berapa

besar hambatan pengganti dalam rangkaian paralel?

Perhatikan tiga hambatan yang dirangkaikan paralel pada

Gambar 9.10

.

Gambar 9.10

Arus yang masuk

cabang (

I

in

) sama

dengan arus yang

keluar (

I

out

).

I

1

I

2

I

3

V

I

in

I

out

I

n

Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus

sebagai berikut.

I = I

1

+

I

2

+

I

3

Sesuai dengan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat

ditulis:

Seperti yang kamu amati dalam

Kegiatan 4

, beda

potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian

paralel besarnya sama dengan beda potensial sumber, atau

V = V

AB

= V

CD

= V

EF

. Akibatnya persamaan di atas dapat ditulis:

atau

V

R

p

=

V

AB

R

1

+

V

CD

R

2

+

V

EF

R

3

Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari

hambatan pengganti

R

1

,

R

2

,

R

3

, ...,

R

n

yang dirangkaikan

paralel. Hambatan pengganti dapat diperoleh dari persamaan

berikut.

V

R

p

=

V

R

1

+

+

V

R

2

V

R

3

1

R

p

=

1

R

1

+

+

1

R

2

1

R

3

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

180

Dua buah lampu, masing-masing berhambatan 12 ohm dan

6 ohm dirangkaikan paralel dengan sumber tegangan 12 volt.

a. Berapa hambatan penggantinya?

b . Berapa kuat arus yang mengalir pada masing-masing lampu?

c. Berapa kuat arus total dalam rangkaian?

Diketahui :

hambatan

R

1

= 12 W,

R

2

= 12 W dirangkaikan

paralel beda potensial sumber,

V

= 12 V

Ditanya

: a. hambatan pengganti,

R

p

;

b . kuat arus pada

R

1

dan

R

2

, yaitu

I

1

dan

I

2

;

c. kuat arus total,

I

?

Jawab

Gambar rangkaian listrik yang terjadi

a.

dengan

R

p

= hambatan pengganti paralel ........................

V

= 60 volt

L

1

L

2

12

6

1

R

p

=

1

R

1

+

+

1

R

2

1

R

3

. . .

1

R

n

+

1

R

p

=

1

R

1

+

1

R

2

1

R

p

=

1

12

+

1

6

1

R

p

=

1

12

+

2

12

1

R

p

=

13

12

Bab 9 Rangkaian Listrik

181

Jadi, besar hambatan penggantinya adalah 4 W.

b.

Jadi, besar

I

1

dan

I

2

masing-masing adalah 1 A dan 2 A.

c.

(Kuat arus total dapat pula diperoleh dari hubungan

I

=

I

1

+

I

2

= 1 A + 2 A = 3 A)

Jadi, kuat arus total sebesar 3 A.

Perhatikan rangkaian di bawah ini.

Berapa hambatan penggantinya?

Berapa kuat arus totalnya?

Berapa beda potensial sumbernya?

R

1

= 12

R

2

= 10

R

3

= 10

I

1

= 0,5 A

I

I

V

R

p

=

13

12

= 4

I

1

=

V

R

1

= 1 A

+

12

V

12

I

2

=

V

R

2

= 2 A

+

12

V

6

I

3

=

V

R

p

= 3 A

+

12

V

4

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

182

5. Rangkaian campuran seri dan paralel

Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada

perangkat elektronik, kamu dapat menjumpai rangkaian yang

terdiri dari gabungan rangkaian seri dan paralel. Sebagai contoh,

kamu dapat melihat pada

Gambar 9.11(a).

Untuk menghitung

hambatan penggantinya kamu cari dulu hambatan pengganti

R

1

,

R

2

, dan

R

3

yang terangkai secara paralel. Rangkaian selanju

tnya

dapat disederhanakan menjadi

Gambar 9.11(b)

, yang tidak lain

adalah rangkaian

seri.

Gambar 9.11

(a)

R

1

,

R

2

, dan

R

3

terangkai paralel,

dengan

hambatan

pengganti

Rp

,

(b) Hambatan peng-

ganti totalnya adalah

rangkaian seri

Rp

dengan

R

4

.

(a)

R

1

R

2

R

3

R

4

I

V

(b)

Rp

I

R

4

V

Perhatikan gambar di bawah ini.

Berapa kuat arus

I

pada rangkaian tersebut?

Diketahui :

hambatan

R

1

=

R

2

=

R

3

= 2 W, rangkaian

campuran seri dan paralel

beda potensial sumber,

V

= 3 V

Ditanya

: kuat arus,

I

?

2

I

...?

3

V

2

2

Bab 9 Rangkaian Listrik

183

Jawab

Pilih persamaannya:

I

=

Strategi: cari dulu

R

penggantinya

R

2

dan

R

3

terangkai secara paralel:

R

= 1

Rangkaian menjadi:

I

3 V

2

Rp

= 1

6. Pemutus Arus

Tegangan listrik jala-jala (PLN) di rumahmu sebesar 220 V

dan kuat arus yang mengalir dalam rangkaian listrik tersebut

cukup besar. Arus yang mengalir bisa menjadi sangat besar,

jika terjadi hubungan singkat. Pada peristiwa hubungan sin

gkat,

arus listrik tidak melewati hambatan,

tetapi

langsung melewati

kawat penghantar. Peristiwa hubungan singkat terjadi jika

isolator pembungkus kawat terkelupas. Akibat besarnya arus

listrik pada kawat penghantar, maka terdapat energi listrik

yang berubah menjadi panas. Coba kamu perhatikan gambar

berikut.

Berarti

R

penggantinya dapat dihitung dengan cara berikut.

R

=

R

1

+

R

p

= 2 W + 1 W

=3 W

Sehingga kuat arus dalam rangkaian dapat dihitung dengan

cara sebagai berikut.

I

=

Jadi, kuat arus rangkaian sebesar 1 A.

V

R

1

R

p

=

1

R

2

+

1

R

3

=

1

2

+

1

2

= 1

V

R

=

1

2

= 1 A

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

184

Untuk mencegah hubungan singkat, maka rangkaian

listrik harus segera

terbuka

(arus tidak mengalir) begitu terjadi

hubungan singkat. Caranya adalah dengan memasang kawat

penghantar yang relatif mudah terputus

pada rangkaian listrik.

Jika terdapat arus berlebih pada rangkaian, dan arusnya

melebihi batas arus pada sekering, maka sekering tersebut

segera

meleleh dan putus. Pemilik rumah tinggal mencari dan

memperbaiki

apa yang menyebabkan terjadi hubungan singkat.

Selanjutnya ia harus mengganti sekering yang telah putus

dengan sekering baru

yang sama dengan sekering semula.

Peralatan lain yang

lebih praktis untuk menc

egah

terj

adinya hubung singkat

adalah p

emutus arus, seperti

ditunju

kkan

Gambar 9.13.

Pemutus arus dalam ke-

hidupan sehari

-hari kita

kenal sekering. Pemutus arus

(sekering) terdiri

atas logam

yang dapat bengkok jika

logam

tersebut panas. Bengkoknya logam tersebut

menyebab-

kan aliran listrik terputus. Rangkaian dapat difungsikan

kembali

dengan mengembalikan sakelar pemutus arus ke posisi

semula. Namun sebelum itu, kamu

harus mengecek apa yang

menyebabkan terjadinya hubungan

singkat itu.

Gambar 9.13

Pemutus arus

(sekering).

Gambar 9.12

Dengan memasang

kawat halus pada

rangkaian, kawat halus

akan terbakar dan

segera putus saat

terjadi hubungan

singkat.

Hubungan singkat

Kawat halus terbakar

dan putus

Bab 9 Rangkaian Listrik

185

Hambatan kawat tembaga yang panjang

nya 1 cm pada

berbagai suhu ditunjukkan

di bawah ini.

Buat grafik untuk data di atas. Apakah

hantaran listrik

tembaga lebih baik pada

hari yang dingin ataukah hari yang

panas?

Tabel

Hambatan tembaga pada berbagai suhu

No.

1.

2.

3.

Suhu dalam

o

C

50

200

475

Hambatan dalam mW

2

3

5

Tulis jawaban pada buku kerjamu.

1. Jelaskan ciri-ciri rangkaian seri dan ciri-ciri rangkaian

paralel, dilihat dari cara merangkaikannya, kuat arus pada

rangkaian, dan beda potensial pada ujung-ujung

hambatannya.

2. Tiga buah hambatan, 4 ohm, 6 ohm, dan 12 ohm dirangkai

secara paralel pada beda potensial 3 volt.

a. Berapa hambatan penggantinya?

b . Berapa kuat arus total dalam rangkaian tersebut?

3. Dua hambatan, 1 ohm dan 4 ohm dirangkai seri pada

beda potensial tertentu, dan kuat arus yang ada pada

rangkaian itu diukur. Ternyata kuat arusnya 200 mA.

Berapakah beda potensial tersebut?

4. Dua hambatan, 40 ohm dan 60 ohm dirangkai paralel

dengan sumber tegangan 3 volt. Berapa miliampere kuat

arus pada rangkain tersebut?

2

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

186

1. Hambatan merupakan kecenderungan suatu benda untuk melawan aliran

muatan listrik, mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain.

2. Hukum Ohm menyatakan bahwa besar kuat arus dalam hambatan berbanding

lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan

penghantar.

3. Besar hambatan pada kawat penghantar berbanding lurus dengan panjangnya

dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Besar hambatan pada

kawat penghantar juga bergantung pada jenis kawat tersebut. Secara matematis

dirumuskan:

4. Dalam rangkaian seri, arus hanya mempunyai satu jalan untuk lewat.

Sedangkan dalam rangkaian paralel, terdapat beberapa jalan yang dapat dilewati

arus.

5. Dalam rangkaian seri kuat arus di mana-mana sama. Sedangkan dalam

rangkaian paralel, kuat arus sebelum memasuki cabang sama dengan jumlah

kuat arus pada tiap cabang.

6 . Dalam rangkaian seri beda potensial sumber sama dengan jumlah beda potensial

pada masing-masing hambatan. Sedangkan dalam rangkaian paralel, beda

potensial hambatan sama besar dengan beda potensial sumber.

7. Hambatan pengganti pada rangkaian seri dapat ditemukan melalui hubungan:

R

s

=

R

1

+

R

2

+

R

3

+ ... +

R

n

.

8. Hambatan pengganti dalam rangkaian paralel dapat ditemukan melalui

hubungan:

9. Sekering dan pemutus arus digunakan untuk mencegah terjadinya bahaya

kebakaran akibat hubungan singkat dalam rangkaian listrik.

R

l

A

=

ρ

1

R

p

=

1

R

1

++

1

R

2

1

R

3

. . .

1

R

n

+

Bab 9 Rangkaian Listrik

187

valuasi

E

1. Hambatan pada kawat penghantar

menyebabkan energi listrik dapat

diubah menjadi ... oleh penghantar itu.

a. energi kimia c. energi panas

b . energi nuklir d. energi bunyi

2. Agar hambatan pada kawat peng-

hantar bertambah besar, yang harus

dilakukan adalah ....

a. memotong kawat penghantar

b. mengganti dengan kawat yang

jenisnya sama, namun diameter-

nya lebih besar

c. memberi beda potensial yang

besar pada kawat tersebut

d. mengganti dengan kawat yang

sama, namun lebih panjang

3. Berikut ini merupakan persamaan-

persamaan yang menyatakan hukum

Ohm,

kecuali

....

a.

V = I R

c.

R = V I

b.

I

=

d.

R

=

4. Dalam sebuah rangkaian listrik, jika

kawat penghantarnya makin panjang

maka nilai kuat arusnya makin kecil.

Hal ini menunjukkan ....

a. nilai hambatannya makin kecil

b . nilai hambatannya makin besar

c. energi listriknya makin besar

d. beda potensialnya makin kecil

A. Pengecekan Konsep

5. Nilai hambatan pengganti pada

rangkaian di bawah ini adalah ....

a. 25 ohm

c. 150 ohm

b. 100 ohm

d. 250 ohm

6 . Perhatikan gambar rangkaian berikut.

Besar kuat arus

I

2

adalah ....

I

1

= 0,5 A

I

= 2 A

I

2

a. 0,5 A

c. 2 A

b . 1,5 A

d. 2,5 A

7. Kuat arus yang paling besar dari

kombinasi di bawah ini adalah ....

a. tegangan 3 V dan hambatan 15 W

b . tegangan 4,5 V dan hambatan 30 W

c. tegangan 6 V dan hambatan 40 W

d. tegangan 4,5 V dan hambatan 30 W

8. Pada sebuah penghantar yang me-

miliki hambatan 120 ohm terdapat

beda potensial 60 V. Arus yang

mengalir melalui penghantar itu

adalah ....

a. 7.200 A

c. 2 A

b . 60 A

d. 0,5 A

100

100

50

V

R

V

I

Pilih salah satu jawaban yang tepat. Tulis jawaban pada buku kerjamu.

Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

188

B. Pemahaman Konsep



Apakah kamu kesulitan ketika belajar materi bab ini?



Adakah materi yang belum kamu pahami?



Materi mana yang sulit pemahamannya? Coba kamu

tanyakan pada gurumu supaya kamu lebih mudah

memahaminya.

9. Hambatan kawat dapat diukur secara

langsung menggunakan ....

a. ohmmeter

b. voltmeter

c. multimeter

d. amperemeter

1 . Bagaimana hubungan antara hambatan,

beda potensial, dan kuat arus dalam

sebuah rangkaian?

2. Kamu memiliki dua logam yang jenis-

nya sama. Apakah hambatan keduanya

juga mesti sama? Jelaskan mengapa

jawabanmu seperti itu.

3. Sebuah mobil mainan berhambatan

2 ohm memerlukan arus 1,5 A.

Berapakah beda potensial yang

diperlukannya?

4. Dua buah hambatan yang besarnya

sama dirangkai seri dengan beda

potensial tertentu. Arus yang mengalir

diukur, besarnya

I

1

. Selanjutnya

hambatan tersebut dirangkai paralel

dengan beda potensial yang sama.

Arus yang mengalir diukur, besarnya

I

2

. Besar manakah harga

I

1

dengan

I

2

?

Jelaskan mengapa jawabanmu seperti itu.

5. Mengapa burung dapat bertengger

dengan kedua kakinya pada kawat

bertegangan tinggi tanpa tersengat

listrik?

I

A

R

A

I

B

R

B

R

C

I

C

I

D

R

D

I

= 1,5 A

10. Perhatikan gambar di bawah ini.

Jika

I

A

=

I

D

= 0,4 A dan

I

B

=

I

C

, maka

I

B

sebesar ....

a. 0,35 A

c. 0,7 A

b . 0,4 A

d. 1,1 A

Tulis jawaban pertanyaan di bawah ini di buku kerjamu.